Pertama kali orang menyatakan perasaan kebanyakan dengan pengungkapan rasa cinta. Mungkin pada saat itu rasa cinta mungkin lebih besar dan mungkin akan mengalahkan rasa apapun didalamnya. Kita tahu sendiri kalau cinta akan menolak teori apapun, dan yang benar adalah teori cinta yang sedang dijalani. Itulah kenapa cinta sering dibilang membutakan. Pada mulanya kira-kira seperti itulah, tahap blerikutnya yang diperlukan untuk menjalin sebuah hubungan adalah komitmen. Cinta tanpa komitmen, apa jadinya? Mungkin ada sebagian kecil orang yang saat pertama menyatakan cinta
sekaligus sudah memiliki komitmen
untuk melanjutkan hubungan mereka. (Muara Badak,23-11-2011/17:19 wita)
Kenapa harus komitmen? Misalkan saja orang yang sudah menikah (tahap yang serius) merasa sudah tidak cocok dengan pasanganya dengan alasan sudah tidak ada perasaan cinta lagi. Seharusnya hal yang seperti ini tidak terjadi lagi kalau keduanya memiliki komitmen dalam perjalanan kehidupanya. "Aku sudah tidak ada perasaan lagi padamu" ini merupakan alasan yang sangat sering digunakan untuk memutuskan pasangan. Kalau terjadi hal yang seperti ini, berarti perlu dipertanyakan lagi keseriusanya dalam menjalin hubungan. Ya sudah, kalau komitmen itu sudah terucap mau
tidak mau harus menghargai ikrarmu sendiri. Mungkin saat merasa jenuh dengan hubunganmu hargailah ikrarmu, saatnya nanti pasti akan kau temukan lagi kemesraanmu kembali.
Ada kalanya kita mengagumi seseorang, tapi selama komitmen itu dipegang teguh, kekaguman itu tidak akan mengubah apapun. "Memang kau pernah membuatku berdecak kagum, tapi maaf aku harus membuangmu jauh-jauh". Atau "Biarlah kau tetap disitu, karena aku tidak bisa mengeluarkanmu dari pikiranku, toh kau sudah terpenjara dan sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi". Begitulah gambaran ketika komitmen itu benar-benar dijaga, biarpun ada godaan untuk menembus pertahanan yang seperti ini sangatlah sulit. (Marangkayu, 23-11-2011/22:14).
Pepatah jawa yang sangat terkenal dalam dunia percintaan "Tresno jalaran soko kulino" dan ini dalam prakteknya sudah teruji dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau, kecuali mereka yang memiliki garis keturunan darah biru ataupun mereka yang dari kalangan bangsawan. Karena mereka punya standar sendiri untuk seorang pasangan dan kebanyakan memiliki muatan untuk menjalin kekeraban. Beda dengan masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki kepentingan seperti itu. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa komitmen itu bisa lebih kuat dari cinta. Pepatah jawa itu kalau kita resapi maknanya secara mendalam CINTA ITU BISA TUMBUH DENGAN SENDIRINYA SEIRING DENGAN LAMANYA KEBERSAMAAN. Kemungkinannya sangat kecil seseorang yang sudah lama bersama untuk berpisah, kecuali mereka yang tidak memahami atas dasar apa mereka memutuskan untuk hidup bersama. Alasan tidak ada lagi kecocokan jadi kecil didalamnya atau bahkan alasan yang seperti ini menjadi sesuatu yang sangat konyol bila dilontarkan. Kita lihat saja orang tua dahulu, kebanyakan kebersamaan mereka terjadi hasil perjodohan, dan perjalananya baik-baik saja. Salah satu yang membuat itu semua berjalan dengan baik karena mereka tidak berpikiran lain selain untuk tetap dalam kebersamaan. Dengan memegang teguh pendirian yang seperti ini saja rasanya sudah lebih dari cukup untuk menjadi dasar dalam menjalin sebuah hubungan. Apabila terjadi gesekan-gesekan didalamnya, renungi kembali atas dasar apa menjalin hubungan. (Tenggarong, 25-11-2011/11:16 wita)
Andaikan ada orang yang bilang "percaya terhadap pasangan akan mengikis rasa curiga" kamu yakin tidak kalau itu benar. Kalau tidak, perlu sedikit kerja keras supaya bisa mempercayai hal seperti itu. Tanpa rasa kepercayaan dengan sendirinya kamu akan tersiksa dengan pemikiran-pemikiran yang kamu ciptakan sendiri. Dengan memilikinya, tidak perlu setiap detik kamu mencari tau terhadap dirinya, dengan siapakah?, sedang apakah?, atau memikirkan siapakah? Ketakutan-ketakutan seperti ini akan membuatmu terbelenggu. (Kota Bangun|ketika jembatan kukar ambrol sorenya, 26-11-2011| 22:07 wita)
»»»»Irigation For Love Kutaikartanegara««««
sekaligus sudah memiliki komitmen
untuk melanjutkan hubungan mereka. (Muara Badak,23-11-2011/17:19 wita)
Kenapa harus komitmen? Misalkan saja orang yang sudah menikah (tahap yang serius) merasa sudah tidak cocok dengan pasanganya dengan alasan sudah tidak ada perasaan cinta lagi. Seharusnya hal yang seperti ini tidak terjadi lagi kalau keduanya memiliki komitmen dalam perjalanan kehidupanya. "Aku sudah tidak ada perasaan lagi padamu" ini merupakan alasan yang sangat sering digunakan untuk memutuskan pasangan. Kalau terjadi hal yang seperti ini, berarti perlu dipertanyakan lagi keseriusanya dalam menjalin hubungan. Ya sudah, kalau komitmen itu sudah terucap mau
tidak mau harus menghargai ikrarmu sendiri. Mungkin saat merasa jenuh dengan hubunganmu hargailah ikrarmu, saatnya nanti pasti akan kau temukan lagi kemesraanmu kembali.
Ada kalanya kita mengagumi seseorang, tapi selama komitmen itu dipegang teguh, kekaguman itu tidak akan mengubah apapun. "Memang kau pernah membuatku berdecak kagum, tapi maaf aku harus membuangmu jauh-jauh". Atau "Biarlah kau tetap disitu, karena aku tidak bisa mengeluarkanmu dari pikiranku, toh kau sudah terpenjara dan sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi". Begitulah gambaran ketika komitmen itu benar-benar dijaga, biarpun ada godaan untuk menembus pertahanan yang seperti ini sangatlah sulit. (Marangkayu, 23-11-2011/22:14).
Pepatah jawa yang sangat terkenal dalam dunia percintaan "Tresno jalaran soko kulino" dan ini dalam prakteknya sudah teruji dalam kehidupan masyarakat pada masa lampau, kecuali mereka yang memiliki garis keturunan darah biru ataupun mereka yang dari kalangan bangsawan. Karena mereka punya standar sendiri untuk seorang pasangan dan kebanyakan memiliki muatan untuk menjalin kekeraban. Beda dengan masyarakat kalangan bawah yang tidak memiliki kepentingan seperti itu. Dari sinilah kita bisa melihat bahwa komitmen itu bisa lebih kuat dari cinta. Pepatah jawa itu kalau kita resapi maknanya secara mendalam CINTA ITU BISA TUMBUH DENGAN SENDIRINYA SEIRING DENGAN LAMANYA KEBERSAMAAN. Kemungkinannya sangat kecil seseorang yang sudah lama bersama untuk berpisah, kecuali mereka yang tidak memahami atas dasar apa mereka memutuskan untuk hidup bersama. Alasan tidak ada lagi kecocokan jadi kecil didalamnya atau bahkan alasan yang seperti ini menjadi sesuatu yang sangat konyol bila dilontarkan. Kita lihat saja orang tua dahulu, kebanyakan kebersamaan mereka terjadi hasil perjodohan, dan perjalananya baik-baik saja. Salah satu yang membuat itu semua berjalan dengan baik karena mereka tidak berpikiran lain selain untuk tetap dalam kebersamaan. Dengan memegang teguh pendirian yang seperti ini saja rasanya sudah lebih dari cukup untuk menjadi dasar dalam menjalin sebuah hubungan. Apabila terjadi gesekan-gesekan didalamnya, renungi kembali atas dasar apa menjalin hubungan. (Tenggarong, 25-11-2011/11:16 wita)
Andaikan ada orang yang bilang "percaya terhadap pasangan akan mengikis rasa curiga" kamu yakin tidak kalau itu benar. Kalau tidak, perlu sedikit kerja keras supaya bisa mempercayai hal seperti itu. Tanpa rasa kepercayaan dengan sendirinya kamu akan tersiksa dengan pemikiran-pemikiran yang kamu ciptakan sendiri. Dengan memilikinya, tidak perlu setiap detik kamu mencari tau terhadap dirinya, dengan siapakah?, sedang apakah?, atau memikirkan siapakah? Ketakutan-ketakutan seperti ini akan membuatmu terbelenggu. (Kota Bangun|ketika jembatan kukar ambrol sorenya, 26-11-2011| 22:07 wita)
»»»»Irigation For Love Kutaikartanegara««««
Komentar
Posting Komentar